Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengimbau masyarakat untuk lebih memilih barang buatan dalam negeri menyusul kebijakan Amerika Serikat yang menetapkan tarif bea masuk sebesar 25 persen terhadap baja dan aluminium asal Australia.
Dalam pernyataan yang dikutip oleh Australian Broadcasting Corporation, Albanese menegaskan bahwa langkah ini akan diiringi dengan berbagai insentif bagi warga yang membeli produk lokal. Keputusan AS tersebut diklaim sebagai bagian dari upaya menjaga “keamanan nasional” mereka, tetapi Australia menilainya sebagai kebijakan yang tidak memiliki dasar yang kuat.
Ketika diwawancarai oleh Radio ABC, Albanese enggan menjawab secara langsung apakah warga Australia sebaiknya memboikot barang-barang dari AS. Sebagai gantinya, ia menyoroti kebijakan anggaran federal yang akan diumumkan pada 25 Maret mendatang dan mencakup dukungan tambahan untuk kampanye “Beli Australia”.
“Saya akan mendesak warga Australia, jika mereka berada di toko lokal, untuk membeli produk Australia,” ujar Albanese.
Pemerintah Australia sebelumnya telah berupaya melakukan negosiasi agar kebijakan ini tidak diberlakukan terhadap mereka, sebagaimana pengecualian yang pernah diberikan selama masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Namun, hingga kini, hasilnya belum sesuai harapan.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Richard Marles menyatakan bahwa meskipun tarif yang diberlakukan sangat mengecewakan, Australia tidak akan menerapkan kebijakan balasan terhadap AS. Ia menilai langkah tersebut justru merugikan AS sendiri.
“Tindakan ini pada akhirnya hanya akan merugikan mereka. Namun, langkah pembalasan bukanlah solusi yang menguntungkan bagi ekonomi maupun pekerja Australia,” ujar Marles.
Di sisi lain, Sekretaris Perdagangan AS, Howard Lutnick, membela kebijakan tersebut dengan menyoroti isu produksi berlebihan. Dalam wawancara pada Rabu, ia mengklaim bahwa beberapa negara menjual aluminium dengan harga yang lebih rendah dari biaya produksi, termasuk Australia.
“Di seluruh dunia ada negara-negara yang melakukan dumping… Mereka memproduksi secara berlebihan dan menjualnya dengan harga sangat murah… Australia memproduksi banyak aluminium dengan harga di bawah biaya. Maksud saya, ini harus berakhir, dan presiden sedang menangani masalah ini, dan dia melindungi Amerika,” kata Lutnick.
Ia juga menegaskan bahwa kebijakan tersebut berlandaskan pertimbangan strategis yang lebih besar.
“Kita tidak bisa berada dalam perang dan bergantung pada baja dan aluminium dari negara lain. Keamanan nasional lebih penting daripada segala hal lainnya,” tambahnya.
Seiring perkembangan situasi ini, pemerintah Australia terus mencari solusi terbaik guna melindungi industri domestik mereka tanpa memperburuk hubungan dagang dengan AS.