Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir menyebabkan beberapa daerah kembali terdampak banjir. Fenomena ini, seperti biasanya, kerap menjadi momen bagi anak-anak untuk bermain di tengah genangan air yang meluap.
Kendati tampak mengasyikkan dan sering kali tak mendapat larangan dari orang tua, aktivitas ini menyimpan berbagai risiko kesehatan yang patut diwaspadai.
Air banjir yang terlihat keruh menandakan adanya pencemaran dari berbagai zat berbahaya, mulai dari lumpur, sampah rumah tangga, hingga mikroorganisme seperti bakteri dan virus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Oleh sebab itu, bermain di air banjir bukanlah hal yang aman, terutama bagi anak-anak. Berbagai ancaman kesehatan bisa timbul akibat paparan air banjir ini. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi:
1. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang dipicu oleh bakteri Leptospira yang umumnya terdapat dalam urine atau darah hewan, terutama tikus.
Bakteri ini dapat bercampur dengan air banjir yang berasal dari saluran air atau tempat pembuangan sampah, lalu masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka atau membran mukosa.
Gejala leptospirosis mencakup demam tinggi, nyeri otot di area betis, sakit kepala, mual, radang tenggorokan, dan mata memerah.
Apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat, penyakit ini berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan hati atau peradangan selaput otak.
2. Diare dan Masalah Pencernaan
Paparan air banjir yang terkontaminasi mikroba berbahaya bisa memicu gangguan sistem pencernaan pada anak-anak yang bermain di dalamnya.
Diare menjadi salah satu gejala yang umum terjadi akibat infeksi bakteri, virus, atau parasit yang terbawa oleh air banjir. Kondisi ini berisiko menyebabkan dehidrasi jika tidak segera ditangani dengan benar.
3. Infeksi Kulit
Bersentuhan langsung dengan air banjir yang tercemar dapat menimbulkan berbagai permasalahan kulit, seperti penyakit jamur, gatal-gatal, ruam merah, hingga infeksi akibat paparan bakteri. Kulit yang terluka atau lecet semakin rentan mengalami peradangan dan iritasi.
4. Demam Tifoid (Tifus)
Bakteri Salmonella typhi dapat menyebar melalui air banjir, sehingga berisiko menyebabkan demam tifoid atau tifus bagi anak-anak yang bermain di dalamnya. Bahkan risiko lebih tinggi terjadi apabila anak menelan air banjir secara tidak sengaja.
Tifus umumnya ditandai dengan demam yang berkepanjangan, nyeri kepala, tubuh terasa lemas, serta gangguan pada sistem pencernaan.
5. Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Malaria
Genangan air akibat banjir menjadi tempat perkembangbiakan bagi nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles, yang menjadi penyebab penyakit DBD dan malaria. Anak-anak yang bermain di lingkungan banjir berisiko lebih besar terkena gigitan nyamuk pembawa virus ini.
Gejala DBD dapat berupa demam tinggi hingga mencapai 40 derajat Celsius, sakit kepala yang menusuk hingga ke bagian mata, munculnya bintik merah pada kulit, serta mual.
6. Hipotermia
Terlalu lama berendam dalam air banjir yang dingin dapat memicu penurunan suhu tubuh drastis hingga di bawah 35 derajat Celsius, yang dikenal sebagai hipotermia. Kondisi ini berbahaya dan dapat mengancam jiwa apabila tidak segera ditangani.
Selain berbagai penyakit tersebut, bermain di air banjir juga meningkatkan risiko terkena luka akibat benda tajam yang tersembunyi dalam genangan, seperti pecahan kaca atau logam berkarat. Jika terluka, ada kemungkinan terjadinya infeksi serius seperti tetanus.
Langkah Pencegahan untuk Melindungi Anak-Anak dari Bahaya Air Banjir
- Memberikan Edukasi dan Pengawasan
Orang tua perlu memberi pemahaman kepada anak-anak mengenai risiko yang ditimbulkan dari bermain di air banjir. Sebaiknya, anak-anak tidak dibiarkan bermain tanpa pengawasan, terutama di musim penghujan. - Menjaga Kebersihan
Pastikan anak-anak mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas, khususnya sebelum makan dan setelah ke toilet. Jika anak terkena air banjir, segera mandikan dengan air bersih dan ganti pakaian yang kering dan bersih. - Menghindari Kontak Langsung dengan Air Banjir
Sebisa mungkin, hindari kulit bersentuhan langsung dengan air banjir, terutama jika terdapat luka. Gunakan perlindungan seperti sepatu bot atau pelindung kaki saat melewati area yang tergenang banjir. - Konsumsi Air Bersih
Pastikan air yang dikonsumsi berasal dari sumber yang aman dan telah dimasak hingga mendidih agar kuman dan bakteri yang ada di dalamnya mati. Hindari penggunaan air sumur yang berpotensi telah tercemar oleh air banjir.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, anak-anak dapat terhindar dari risiko kesehatan akibat bermain di air banjir. Kesadaran dan kepedulian dari orang tua sangat diperlukan untuk memastikan keselamatan serta kesehatan mereka di musim penghujan ini.