Sebuah pemandangan langka tertangkap dalam sebuah foto yang memperlihatkan guratan-guratan es tipis terbentang di atas perairan sempit di Antartika. Fenomena ini merupakan hasil perpaduan antara hembusan angin yang sangat kuat serta aliran laut yang tidak biasa. Para ilmuwan menyatakan bahwa kejadian seperti ini dapat menjadi lebih sering terjadi akibat pengaruh perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia.
Garis-garis es tersebut muncul di atas laut dengan lebar sekitar 6 kilometer, tepat di antara Ronne Ice Shelf—lapisan es besar yang menempel pada daratan Antartika—dan bagian es laut yang mulai mengalami perpecahan di sekitarnya.
Berdasarkan data dari Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC), lapisan es tipis ini dikenal dengan istilah nilas, yang memiliki ketebalan kurang dari 10 cm. Biasanya, nilas terbentuk saat partikel es kecil berkumpul dan menyatu menjadi lapisan tipis di atas permukaan air yang tenang. Namun, dalam kasus ini, angin berkecepatan tinggi menghasilkan arus berputar yang menghambat terbentuknya lapisan es yang lebih luas. Sebagai gantinya, es-es kecil ini terkonsentrasi di tengah pusaran sebelum akhirnya terbawa angin melintasi permukaan laut.
Selain itu, angin kencang juga mendorong bongkahan es laut menjauh dari Ronne Ice Shelf, menciptakan lebih banyak ruang bagi nilas untuk berkembang dan menyebar. Dalam citra yang diambil, nilas terlihat membentuk guratan-guratan berwarna biru pucat yang membentang di sepanjang tepi es laut. Warna ini cukup jarang terjadi, mengingat umumnya es tampak kebiruan hanya jika memiliki kepadatan yang sangat tinggi, sehingga mampu menyerap cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang dan memantulkan warna biru.
Para ilmuwan masih mencari jawaban pasti mengenai alasan di balik warna biru pada es ini. Salah satu kemungkinan yang mereka pertimbangkan adalah tekanan yang dialami es, yang menjadikannya lebih padat dan memengaruhi cara cahaya dipantulkan dari permukaannya.
Kejadian serupa diperkirakan akan semakin sering terjadi di masa mendatang akibat perubahan iklim yang terus berlangsung. Pada saat foto ini diabadikan pada November 2021, luas es laut di sekitar Antartika tercatat lebih kecil dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya. Lapisan es yang semakin tipis dan rentan lebih mudah terpengaruh oleh angin, sehingga pola es unik ini berpotensi menjadi fenomena yang lebih umum di tahun-tahun mendatang.