Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam membantu rakyat Palestina dengan mendirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) di Kota Gaza. Rencana konstruksi fasilitas medis ini dijadwalkan dimulai bulan depan sebagai langkah nyata untuk memperbaiki layanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak konflik.
Dana untuk proyek ini berasal dari kontribusi masyarakat Indonesia serta berbagai organisasi non-pemerintah (LSM) yang telah menggalang donasi dalam sebuah kampanye nasional guna mendukung rakyat Palestina.
Rumah sakit ini akan berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi yang berlokasi di dekat Rumah Sakit Al-Rantisi, di kawasan Nasser, Gaza. Tanah tersebut merupakan hibah dari Kementerian Kesehatan Palestina sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan layanan medis di wilayah tersebut.
Ketua Kelompok Kerja Aqsa (AWG), Muhammad Anshorullah, menegaskan pentingnya kehadiran RSIA Indonesia dalam menyediakan layanan kesehatan bagi kelompok yang paling rentan di Gaza.
“Seperti yang kita semua ketahui, mayoritas korban genosida Zionis Israel di Gaza adalah anak-anak dan wanita. Kami berharap rumah sakit ini dapat memberikan layanan kesehatan yang memadai bagi mereka,” ujar Anshorullah seperti dikutip Arab News, Minggu (16/3/2025).
Proyek kemanusiaan ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 402 miliar dan dijalankan oleh AWG serta Maemuna Center Indonesia dengan dukungan dari Kementerian Luar Negeri RI. Kehadiran RSIA Indonesia akan menjadi rumah sakit kedua di Gaza yang mengusung nama Indonesia setelah Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara yang telah beroperasi sejak 2015 berkat pendanaan dari Indonesia Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).
Anshorullah berharap proyek ini akan semakin mengukuhkan hubungan erat antara Indonesia dan Palestina.
“RS Indonesia di Gaza Utara merupakan simbol persahabatan Indonesia-Palestina. InsyaAllah, RSIA akan semakin memperkokoh ikatan tersebut,” tambahnya.
Sebagai negara yang konsisten mendukung Palestina, Indonesia terus berperan aktif dalam menggalang bantuan kemanusiaan. Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri RI bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan kampanye solidaritas untuk menghimpun dana sebesar $200 juta guna membantu proses rekonstruksi Gaza.
Tak hanya itu, berbagai organisasi kemanusiaan di Indonesia turut berpartisipasi dalam menggalang dana guna mendukung pembangunan RSIA ini. Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Ahrul Tsani, menyatakan bahwa pembangunan RSIA merupakan bagian dari strategi diplomasi kemanusiaan Indonesia.
“Ini adalah bukti nyata dukungan Indonesia sebagai bangsa dan langkah konkret dalam membantu saudara-saudara kita di Gaza,” katanya.
Sejak konflik kembali pecah pada Oktober 2023, lebih dari 48.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa dan sekitar 111.000 lainnya mengalami luka-luka. Kantor HAM PBB melaporkan bahwa 70% dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan akibat serangan militer, pembangunan RSIA Indonesia menjadi solusi mendesak untuk memberikan layanan medis yang lebih baik bagi penduduk Gaza.
“Pembangunan RSIA bukan hanya membangun fasilitas kesehatan, tetapi juga bukti nyata solidaritas Indonesia untuk Palestina,” ujar Onny Firyanti Hamidi, Ketua Maemuna Center Indonesia.
Menurutnya, proyek ini bertujuan untuk memastikan bahwa perempuan dan anak-anak di Gaza tetap memiliki akses terhadap layanan kesehatan meskipun berada dalam situasi konflik yang berkepanjangan.
Dalam beberapa minggu ke depan, tim dari Maemuna Center dan AWG akan melakukan survei lokasi guna memastikan kesiapan lahan untuk pembangunan. Diharapkan, konstruksi rumah sakit ini dapat dimulai sebelum akhir April 2025.
Pembangunan RSIA Indonesia di Gaza bukan sekadar proyek infrastruktur kesehatan, melainkan juga simbol nyata dari persaudaraan, solidaritas kemanusiaan, serta komitmen Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.