Tragedi memilukan terjadi di Niger ketika sekelompok pria bersenjata yang berafiliasi dengan Negara Islam di Sahara Raya melakukan serangan brutal terhadap sebuah masjid. Insiden ini terjadi saat jemaah tengah menjalankan ibadah salat, menyebabkan 44 orang kehilangan nyawa.
“Para korban tewas dalam serangan biadab di sebuah masjid di kawasan Fonbita di kota pedesaan Kokorou,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Dalam Negeri yang disiarkan melalui televisi nasional, sebagaimana dikutip dari AFP, Sabtu (22/3/2025).
Dalam laporan yang sama, kementerian mengonfirmasi jumlah korban jiwa mencapai 44 orang, sementara 13 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.
Aksi kekerasan ini berlangsung pada sore hari, saat para jemaah sedang melaksanakan ibadah di dalam masjid. “Para teroris bersenjata lengkap mengepung masjid untuk melakukan pembantaian dengan kekejaman yang tidak biasa,” ungkap kementerian, seraya menambahkan bahwa selain menyerang tempat ibadah, kelompok ini juga membakar pasar serta rumah-rumah warga di sekitar lokasi kejadian.
Pemerintah berjanji untuk mengejar para pelaku dan membawa mereka ke meja hijau guna mempertanggungjawabkan tindakan mereka.
Kawasan yang menjadi lokasi insiden ini terletak dekat dengan perbatasan Burkina Faso dan Mali, wilayah yang telah lama menjadi sarang aktivitas kelompok jihadis yang berafiliasi dengan ISIS dan Al-Qaeda.
Pasukan militer Niger yang kini berada di bawah kepemimpinan junta kerap terlibat bentrokan dengan kelompok militan di kawasan tersebut. Sayangnya, dalam eskalasi kekerasan yang terjadi, warga sipil sering menjadi korban utama.
Sejak Juli 2023, berdasarkan data dari ACLED, sebuah lembaga nonpemerintah yang mendokumentasikan konflik bersenjata, sedikitnya 2.400 orang telah meregang nyawa akibat serangan yang terjadi di Niger.
Kekerasan ini menambah panjang daftar tragedi yang menimpa negara tersebut, yang tengah berjuang menghadapi ancaman kelompok bersenjata yang semakin agresif.