Para peneliti terus menggali rahasia jagat raya dengan menjelajahi ruang angkasa guna memahami berbagai benda langit, seperti bintang yang bersinar di kegelapan, planet yang beredar dalam orbitnya, gugusan galaksi yang luas, serta berbagai fenomena kosmis yang belum sepenuhnya terungkap. Ekspedisi ke luar angkasa juga memungkinkan manusia untuk mencari jejak kehidupan di planet lain, satelit alami, dan bahkan asteroid yang bertebaran di tata surya.
Seiring perkembangan teknologi, berbagai instrumen canggih seperti teleskop luar angkasa dan wahana penjelajah antariksa telah memberikan wawasan baru terhadap misteri alam semesta yang selama ini menjadi teka-teki. Dalam perjalanan eksplorasi ini, para astronom berhasil mengidentifikasi objek-objek langit yang hingga kini masih menjadi tanda tanya besar bagi komunitas ilmiah.
Belakangan ini, para ilmuwan menemukan sebuah planet dengan suhu mendekati 2.000°C. Uniknya, bagian tertentu dari planet tersebut selalu dalam kondisi terbakar karena terus-menerus menghadap bintang induknya, sementara sisi lainnya tetap tenggelam dalam kegelapan tanpa sedikit pun cahaya.
Fenomena ini dikenal sebagai “tidally locked”, yakni kondisi ketika salah satu sisi planet terus mengarah ke bintang yang diorbitnya, sedangkan sisi yang berlawanan tidak pernah terkena pancaran cahaya.
Melansir laman Sci Tech Daily pada Selasa (04/03/2025), planet yang dinamai LTT 9779 b ini tergolong dalam kategori langka yang disebut “Neptunus ultra-panas”. Secara teori, planet dengan karakteristik semacam ini seharusnya sulit ditemukan berada sangat dekat dengan bintang induknya.
Mengelilingi bintang dalam waktu kurang dari sehari, planet ini diperkirakan sudah kehilangan atmosfernya akibat paparan radiasi yang sangat tinggi. Namun, hasil pengamatan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) justru mengungkap kenyataan yang mengejutkan, yakni atmosfer LTT 9779 b masih tetap utuh dan bahkan memiliki lapisan awan yang bersifat reflektif.
Keunikan lainnya, planet ini juga menunjukkan keberadaan awan di permukaannya. Fenomena ini menjadi teka-teki besar bagi para ilmuwan karena dalam lingkungan ekstrem seperti ini, biasanya atmosfer akan menguap akibat radiasi intens dari bintang induknya. Namun, di bagian barat sisi siang planet ini, justru ditemukan awan reflektif yang berperan dalam memantulkan sebagian besar cahaya bintang, menambah daftar panjang misteri yang masih harus dipecahkan dalam studi astronomi.