Direktur PT Pertamina Gas Negara (PGN), Arief Setiawan Handoko, mengungkapkan bahwa pangsa pasar gas bumi yang dikelola PGN di Jawa Timur masih sangat kecil, hanya sekitar enam persen dari total potensi yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa penetrasi penggunaan gas bumi di wilayah tersebut masih jauh dari optimal.
“Penggunaan gas bumi rumah tangga sangat kecil karena pembangunan jaringan pipa gas belum maksimal. Di Jatim misalnya pelanggan gas bumi PGN hanya sekitar enam persen dari total market,” katanya dalam keterangan di Surabaya, Kamis.
Menurut Arief, jumlah pelanggan PGN di bawah Satuan Operasi Regional (SOR) III yang mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi masih berkisar 310.201 pelanggan dengan volume distribusi mencapai 265,89 billion British thermal unit per day (BBtud).
Lebih rinci, pelanggan dari sektor komersial dan industri berjumlah 627 pelanggan dengan konsumsi sebesar 261,43 BBTUD, pelanggan rumah tangga mencapai 308.896 dengan pemakaian 4,20 BBTUD, dan 678 pelanggan kecil dengan volume penyaluran sekitar 0,26 BBTUD.
Di wilayah SOR III, jaringan gas rumah tangga telah menyentuh 100.000 sambungan rumah (SR) di Kalimantan dan Sulawesi, sementara di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pelanggan mencapai 200.000 yang tersebar di 18 kabupaten dan delapan provinsi.
Meskipun jumlah tersebut terus bertambah, Arief mengakui bahwa pencapaian ini masih belum maksimal akibat terbatasnya jaringan distribusi gas yang sudah tersedia.
Hingga Februari 2025, PGN telah mengelola jaringan pipa gas bumi sepanjang sekitar 8.970 kilometer. Rinciannya, 1.519 kilometer merupakan pipa milik PGN, 5.434 kilometer merupakan jaringan gas hasil pendanaan APBN yang dikelola PGN, serta 1.954 kilometer jaringan yang dikelola oleh PTGN.
Dalam hal harga, tarif gas bumi bagi pelanggan Rumah Tangga 1 (RT1) dan Pelanggan Kecil 1 (PK1) di wilayah dari Jawa Tengah hingga Sorong berkisar antara Rp4.250 hingga Rp6.500 per meter kubik. Sementara itu, untuk kategori Rumah Tangga 2 (RT2) dan Pelanggan Kecil 2 (PK2), harga berkisar Rp6.000 hingga Rp7.100 per meter kubik.
Arief menegaskan bahwa penggunaan jaringan gas (jargas) akan berdampak positif bagi keuangan negara, terutama dalam pengurangan subsidi LPG tiga kilogram yang selama ini diberikan kepada masyarakat. Dengan adanya 310.201 pelanggan jargas, maka subsidi LPG yang dapat dihemat mencapai Rp310 miliar per tahun.
“Artinya kita bisa saving kurang lebih dalam satu tahun untuk satu sambungan rumah kurang lebih Rp1 juta. Jadi dengan 310.201 sambungan kita bisa saving untuk subsidi LPG 3 kilogram sekitar Rp310 miliar,” kata Arief.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menekankan bahwa pemerintah akan mendorong penggunaan gas bumi bagi rumah tangga sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi energi nasional, mengingat masih rendahnya adopsi jaringan gas dalam aktivitas domestik masyarakat.