Direktur PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Nonpetikemas), Indra Hidayat Sani, memprediksi aksi mogok nasional yang akan dilakukan oleh para pengusaha truk mulai Kamis (20/3) berpotensi memberikan dampak terhadap operasional pelabuhan.
Indra menjelaskan bahwa peran truk sangat vital dalam mendistribusikan barang antardaerah melalui jalur pelabuhan. Jika armada pengangkut barang tidak beroperasi, maka volume aktivitas di pelabuhan akan menurun drastis.
“Kita khawatirnya adalah kalau sebenarnya muatan kapal tersebut belum masuk. Ditambah truknya enggak ada. Ini mungkin yang bisa jadi saya khawatirkan akan berdampak bukan cuma kepada pelabuhan ya, tapi bagi ekonomi Indonesia,” kata Indra dalam acara buka puasa bersama media massa di Jakarta, Rabu (19/3).
Lebih lanjut, Indra mengungkapkan bahwa PTP Nonpetikemas sebenarnya sudah merasakan dampak dari kebijakan pembatasan truk melintas di jalan tol. Hal ini menyebabkan banyak truk tertahan di kawasan pelabuhan, yang berujung pada terganggunya arus distribusi barang.
Di sisi lain, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) selaku induk perusahaan menetapkan kebijakan diskon 50 persen terhadap biaya penumpukan barang. Kebijakan tersebut akan berlaku mulai 24 Maret hingga 8 April.
“Jadi dampaknya apa kepada PTP? Ya kalau didiskon, ya kita kurang pendapatannya,” ujar Indra.
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Indra menegaskan bahwa PTP Nonpetikemas tetap berkomitmen memberikan layanan optimal selama periode mudik Lebaran Idulfitri.
“Kita harus pintar-pintar menyusun muatan yang ada di lapangan sehingga kapal yang datang kita bisa dibongkar,” lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Perhubungan telah menerapkan kebijakan pembatasan bagi truk untuk melintas di jalan tol dan sejumlah ruas jalan selama masa mudik Lebaran Idulfitri. Kebijakan ini berlaku pada 24 Maret hingga 8 April.
Namun, kebijakan tersebut ditentang oleh para pengusaha truk karena dinilai merugikan bisnis mereka. Sebagai bentuk protes, mereka berencana menghentikan operasi mulai Kamis (20/3).
