Rupiah Melemah di Tengah Gonjang-Ganjing Pasar, Investor Cermati Pergerakan Mata Uang

Rohmat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami tekanan, berada di level Rp16.428 per dolar AS pada perdagangan Selasa (18/3) sore.

Mata uang Nusantara ini mencatat pelemahan sebesar 22 poin atau 0,13 persen dibandingkan dengan sesi perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, referensi nilai tukar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) melalui Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan posisi rupiah di angka Rp16.432 per dolar AS, mengindikasikan tren yang sejalan dengan pasar spot.

Di ranah Asia, pergerakan mata uang menunjukkan dinamika yang beragam. Yen Jepang mencatat apresiasi sebesar 0,67 persen, disusul baht Thailand yang menguat 0,14 persen.

Sebaliknya, yuan China terkoreksi 0,38 persen, peso Filipina mengalami depresiasi tipis 0,01 persen, dan won Korea Selatan menyusut 0,28 persen.

Di sisi lain, dolar Singapura turut mengalami pelemahan sebesar 0,01 persen, sedangkan dolar Hong Kong bertahan tanpa perubahan signifikan.

Sementara itu, mata uang dari negara-negara maju secara umum mengalami penguatan. Euro Eropa terapresiasi 0,26 persen, poundsterling Inggris menguat tipis 0,07 persen, dan franc Swiss naik 0,16 persen.

Mata uang dari Negeri Kangguru, dolar Australia, serta dolar Kanada masing-masing meningkat sebesar 0,08 persen.

Menurut Analis Mata Uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, pelemahan rupiah terjadi sesuai prediksi seiring dengan gejolak yang terjadi di pasar saham.

“Seperti yang dikhawatirkan, rupiah masih tertekan oleh sentimen risk off di pasar ekuitas domestik dari kekhawatiran seputar defisit anggaran, downgrade rating saham dan obligasi, downgrade pertumbuhan ekonomi hingga isu pengunduran diri Sri Mulyani. Indeks dolar AS sendiri terpantau masih turun melemah,” ujar Lukman.

Pergerakan rupiah di tengah tekanan eksternal dan domestik menjadi perhatian investor yang terus mencermati langkah kebijakan dari regulator guna menstabilkan nilai tukar.

Pelaku pasar kini menunggu perkembangan selanjutnya, terutama terkait kebijakan fiskal dan moneter dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang terus berubah.

Also Read

Tags

Leave a Comment