Tragedi Jaffar Express, Militan Bersenjata Lancarkan Aksi Brutal di Baluchistan

Rohmat

Pejabat tinggi Pakistan mengonfirmasi pada Jumat (14/3) bahwa insiden pembajakan kereta api yang terjadi pada Selasa (11/3) di Provinsi Baluchistan telah merenggut nyawa 31 orang, termasuk 23 personel keamanan. Insiden ini menjadi salah satu serangan paling mematikan di wilayah yang sering dilanda konflik tersebut.

Dalam konferensi pers, Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry mengungkapkan bahwa di antara korban jiwa terdapat 18 anggota Korps Perbatasan dari kalangan militer dan paramiliter yang saat itu sedang tidak bertugas, tiga pegawai operasional kereta api, serta lima penumpang sipil yang turut menjadi korban dalam serangan mendadak itu.

Bentrok sengit antara pasukan keamanan dan kelompok bersenjata juga mengakibatkan lima personel Korps Perbatasan kehilangan nyawa dalam baku tembak yang berlangsung setelah pembajakan terjadi.

Serangan ini dilakukan oleh kelompok militan separatis Tentara Pembebasan Baloch (Balochistan Liberation Army/BLA), yang telah dikategorikan sebagai organisasi teroris. Mereka mengambil alih kendali Jaffar Express di sekitar wilayah Sibi, hanya beberapa jam setelah kereta meninggalkan Quetta, ibu kota provinsi.

Pasukan militer Pakistan bergerak cepat dan melancarkan operasi pembebasan yang berlangsung lebih dari 30 jam. Dalam operasi ini, sebanyak 33 anggota kelompok militan berhasil dilumpuhkan.

“354 penumpang berhasil dibebaskan, dengan 37 di antaranya mengalami luka-luka,” jelas Chaudhry, yang juga menjabat sebagai direktur jenderal hubungan masyarakat militer. Selain itu, terdapat revisi jumlah total penumpang yang sebelumnya dilaporkan sebanyak 440 orang, kini disesuaikan menjadi 425 orang.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Menteri Baluchistan, Sarfraz Bugti, mengungkapkan bahwa 425 tiket telah terjual untuk perjalanan lintas negara tersebut. Namun, perbedaan angka antara jumlah penumpang yang tercatat dan yang berhasil diselamatkan disebabkan oleh berbagai faktor.

“Mungkin sebagian tidak jadi bepergian, beberapa lainnya baru naik di stasiun berbeda sepanjang jalur sekitar 1.600 kilometer, atau ada juga yang melarikan diri namun tersesat, bahkan mungkin ada yang tertangkap oleh kelompok teroris,” kata Bugti, menjelaskan kemungkinan skenario yang menyebabkan selisih jumlah penumpang tersebut.

Peristiwa tragis ini semakin memperburuk ketegangan di Baluchistan, wilayah yang selama bertahun-tahun menjadi arena pertempuran antara kelompok separatis dan pemerintah Pakistan. Serangan terhadap Jaffar Express menambah daftar panjang aksi kekerasan yang terus menghantui provinsi tersebut.

Also Read

Tags

Leave a Comment