Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa gempa dengan kekuatan 6,6 magnitudo yang mengguncang Selandia Baru tidak memberikan dampak bagi wilayah Indonesia.
Fenomena tektonik ini tercatat oleh BMKG berpusat di kawasan perairan sebelah barat Pulau Selatan, Selandia Baru. Guncangan tersebut terjadi pada kedalaman 10 kilometer dengan titik koordinat 46,69 derajat Lintang Selatan (LS) dan 165,78 derajat Bujur Timur (BT) pada Selasa pagi waktu setempat.
“Tepatnya berada di west coast of south island pada kedalaman 10 kilometer,” ujar Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan bahwa gempa yang terjadi di negeri Kiwi ini tergolong ke dalam kategori gempa dangkal. Sumber pemicu utamanya adalah aktivitas subduksi antara Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik, yang menyebabkan pergerakan lempeng secara vertikal.
Sebagai tambahan, hasil kajian tim BMKG menunjukkan bahwa gempa bawah laut tersebut terjadi pada pukul 08.43 WIB dan memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dengan merujuk pada hasil evaluasi tersebut, BMKG menegaskan bahwa guncangan ini tidak menimbulkan efek apapun bagi Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak perlu khawatir terhadap potensi ancaman akibat gempa ini.
